Daftar Blog Saya

  • - Linoleum : Solusi Baru Penutup Lantai Lantai keramik, terialu umum digunakan. Lantai karpet, susah perawatannya. Parket, mahal. Belum lagi desainnya begi...
    11 tahun yang lalu

Laman

Powered By Blogger

Mengenai Saya

Foto saya
MAJU TERUS PANTANG MUNDUR

Pengikut

Cari Blog Ini

RSS
Powered By Blogger

Linoleum : Solusi Baru Penutup Lantai

 Lantai keramik, terialu umum digunakan. Lantai karpet, susah perawatannya. Parket, mahal. Belum lagi desainnya begitu-begitu saja. Lalu, harus pilih penutup lantai jenis apa ya?Dalam mendesain apapun, setiap orang punya mimpi. Dan tentunya, ingin mimpi tersebut dapat diwujudkan.
Namun minimnya informasi serta keterbatasan waktu dan tenaga, kadang membuat seseorang pada akhirnya menentukan pilihan yang itu-itu saja. Alhasil, ketika semuanya telah selesai dibangun, apa yang diharapkan tak sesuai dengan apa yang diimpikan. Belum lagi masalah lain, misalnya faktor kebosanan. Kita sering dihadapkan pada desain yang seragam dan bahan material sama, sehingga apa yang kita miliki tak ada bedanya dengan orang lain.
Sama halnya ketika memilih produk penutup lantai untuk rumah tinggal. Saat ini, masyarakat masih memiliki anggapan bahwa penutup lantai harus menggunakan keramik. Keramik dianggap praktis, gampang, dan mudah perawatannya. Perlu dicatat, itu untuk keramik dengan pemasangan standar atau keluaran pabrik. Jika ingin memodifikasi desain dengan memotong-motong keramik, perlu waktu dan juga tenaga yang lebih banyak untuk membuat model yang diharapkan. Belum lagi risiko keramik patah.
Begitupun dengan karpet. Iklim indonesia yang berdebu, membuat perawatan karpet menjadi melelahkan. Bakteri akan mudah mengendap di lantai. Kesehatan keluarga pun pada akhirnya harus dipertaruhkan. Sedangkan bila memakai parket, harga dan perawatannya dianggap masih terlampau mahal. Kayu yang melangka membuat harganya terus meroket.
Indonesia juga termasuk subur akan rayap. Walau sudah banyak produk antirayap, tetap saja belum dijamin ketahanannya.
Bila Anda ingin mencoba sesuatu yang baru, bahan penutup lantai yang memiliki daya tahan lama, berkualitas tinggi dengan desain yang inovatif, linoleum adalah salah satu solusinya. Anda bisa mewujudkan desain lantai yang ingin dihadirkan di rumah Anda pribadi.
Apa Itu Linoleum?
Forbo linoleum adalah bahan penutup lantai, terbuat dari minyak biji flax (linseed oil) yang dicampur dengan tepung kayu atau serbuk gabus dan direkatkan pada media berbahan dasar dari kain berserat kuat atau kanvas.
Forbo linoleum adalah material homogeneous. Tidak terdid dari lapisan-lapisan dan dari atas sampai ke bawah, materialnya akan berpenampilan sama. Forbo Linoleum menggunakan material jute sebagai backing, yang juga 100 persen alami. Begitupun dengan topshield sebagai lapisan pelindung permukaan, juga 100 persen alami.
Bentuknya hampir sama dengan vinil, tapi sebenamya bukan. Menurut Asmara, Direktur PT Indo Flooring, "Banyak orang yang mengira bahwa linoleum sama dengan vinil. Padahal itu beda, dan bedanya mendasar, yaitu dari bahan yang digunakan. Vinil dibuat dari PVC atau plastik yang tidak alami, sedangkan forbo linoleum dibuat dari 100% bahan alami, dan sangat ramah lingkungan."
Pilihan Jenis Dan Warna
Ada tiga jenis linoleum yang terdapat dipasaran yaitu jenis marmoleum, artoleum, dan walton. Perbedaan yang paling mencolok adalah dilihat dari segi motif warnanya. Marmoleum, berasal dari kata marmer sehingga motif warnanya menyerupai batu marmer. Artoleum, secara garis besar ada tiga pilihan motif wama yaitu polos, motif kulit buaya, dan bintik-bintik awan. Sedangkan walton; secara garis besar motif warnanya seperti serat kayu, beton, dan desain kontemporer.
Dalam pemasangannya, semua jenis linoleum dapat dipadupadankan. Bahkan untuk mendapat desain dan bentuk lantai yang diimpikan, kita bisa memotong-motong material sesuai keinginan. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

5 Trik Menata Hiasan dalam Rumah

Banyak orang yang bingung bagaimana harus meletakkan benda-benda hiasan di dalam ruangan. Diletakkan tersendiri, jelek. Diletakkan berkelompok, juga nampak aneh. Agar tak kebingungan lagi, ikuti saja 5 trik berikut ini.
1. Jika meletakkan benda seni, foto atau lukisan di dinding, jangan meletakkannya di atas/melebihi ketinggian mata. Letakkan saja sekitar 150 cm dari lantai. Dengan cara ini foto atau lukisan Anda akan lebih nyaman dilihat.

2. Gunakan hiasan yang sesuai dengan skala ruangan. Pedoman yang umum digunakan adalah, gunakan 2/3 dari lebar dinding yang ada untuk berkreasi. Jika Anda tidak memiliki lukisan yang cukup besar, cobalah mengelompokkan beberapa barang dan letakkan secara berdekatan untuk memenuhi skala ruang yang ada.

3. Untuk menghindari kemonotonan, sebaiknya jangan meletakkan hiasan di rak meja dan rak di dinding berderet-deret seperti layaknya barisan tentara. Kemonotonan juga bisa timbul karena pengelompokan benda-benda yang sama persis. Jika memang harus menggunakan benda-benda yang sama, variasikan dengan menggunakan tinggi atau ukuran yang berbeda-beda.

4. Ada pedoman yang mengatakan ganjil lebih baik. Jadi, jika ingin melakukan pengelompokkan hiasan, letakkan hiasan dalam jumlah ganjil seperti 3, 5, dan seterusnya.

5. Usahakan dalam satu kelompok tidak terdapat perbedaan tekstur atau warna yang mencolok. Yang paling baik, kelompokkan benda-benda yang memiliki tekstur atau sifat yang mirip

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Inilah Tujuh "Kesaktian" Cuka

Selain untuk menambah rasa asam dan menghilangkan bau amis, cuka juga punya manfaat lain. Cuka atau asam asetat ini dapat mengatasi berbagai masalah kebersihan rumah. Mulai dari shower mampet, lantai kusam, hingga membersihkan kerak botol. Cara menggunakannya pun sangat mudah. Inilah tujuh manfaat cuka yang dapat diaplikasikan di rumah :
1. Shower Mampet
Air yang mengandung besi, tanah, atau pasir halus bisa menjadi biang keladinya. Untuk mengatasinya, siapkan 1 liter air panas, kemudian tuangkan satu cangkir cuka makan dan aduk. Rendam kepala shower dalam larutan tadi selama 10 menit. Angkat, lalu bersihkan. Teratasi sudah masalah shower mampet.

2. Blender Kotor
Penggunaan blender biasanya meninggalkan noda. Terkadang noda tersebut sulit dihilangkan. Jika itu terjadi, gunakan campuran air, sabun cuci piring, dan cuka. Tuang campuran itu ke dalam blender dan nyalakan blender selama 30 detik. Buang campuran air tadi dan bilas dengan air hangat.

3. Lantai Kusam
Lantai keramik yang berusia lebih dari lima tahun biasanya berubah menjadi kotor dan kusam. Untuk membersihkannya, tuangkan cuka ke permukaan lantai. Diamkan selama lima menit. Kemudian bersihkan dengan kain pel hingga bersih. Pel sekali lagi dengan air untuk menghilangkan bau cuka.

4. Karat pada Logam
Untuk menghilangkan karat, siapkan satu sendok makan cuka dicampur satu sendok teh garam. Gosokkan campuran tersebut ke bagian perkakas logam yang berkarat. Setelah karat hilang, bersihkan dengan air dan keringkan.

5. Guci Pecah
Guci pecah pun bukan lagi masalah. Buat campuran dari satu bungkus agar-agar, satu sendok cuka, aduk hingga mengental. Gunakan campuran adonan tadi sebagai lem. Rekatkan setiap bagian pecahan guci. Setelah itu jemur hingga adonan lem kering. Guci pun kembali utuh.

6. Sisa Minyak
Agar noda minyak di panci gampang dibersihkan, tuangkan cuka ke dalam 2 liter air. Celupkan panci berminyak ke dalamnya. Noda minyak akan luntur dan setelah itu bilas panci dengan air bersih.

7. Kerak Botol
Kerak pada botol bisa dibereskan dengan cuka. Masukkan air sabun ke dalam botol. Tambahkan satu sendok makan abu gosok dan satu sendok makan cuka. Biarkan selama 10 menit. Kemudian kocok-kocok dan sikat bagian dalam botol. Kerak dalam botol pun hilang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tiga Jurus Bangun Rumah Murah

 Di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil seperti sekarang ini, membangun rumah ideal dengan biaya murah tampaknya sebuah impian. Tetapi di mata arsitek sekaligu penulis buku “Mimpi Rumah Indah”, Yu Sing, membangun rumah berbiaya minim bukanlah sesuatu yang mustahil.Untuk mewujudkan sebuah rumah murah, Yu Sing memberi sejumlah panduan penting yang merupakan hasil pengalamannya dalam mendesain beberapa rumah murah, baik yang sudah terbangun,yang sedang dibangun, maupun yang masih dalam proses desain.

"Tentunya pengalaman mendesain rumah murah ini tidak dapat menjadi acuan akhir, tapi sebagai pemberi dorongan semangat bagi mereka yang ingin membangun rumah dengan biaya terbatas," ungkapnya.

Setidaknya ada tiga hal penting menurut Yu Sing yang harus dipenuhi untuk mewujudkan rumah murah yakni penggunaan tenaga arsitek, perencanaan struktur rumah dan penggunaan material yang tepat.
Untuk hal pertama, Yu Sing mengakui masih banyak masyarakat yang terjebak pada anggapan keliru soal arsitek. Masyarakat menilai  jasa arsitek itu selalu mahal sehingga pembangunan dirasa murah tanpa arsitek.
"Padahal itu tidaklah benar, memang arsitek masih terkesan eksklusif, tetapi ada juga yang tidak menetapkan tarif mahal," ujar Yu Sing.
Ia menegaskan, tidak semua arsitek menetapkan tarif yang tinggi. Tak sedikit  arsitek yang siap memberikan jasanya dengan tarif yang sesuai dengan kantong.
Dengan menggunakan jasa arsitek, lanjut Yu Sing, masayarakat dapat menghemat biaya karena arsitek bisa membantu dalam membuat struktur, ruangan, dan pemilihan material yang efisien dan efektif.  Menggunakan jasa arsitek juga membantu Anda dalam membuat desain rumah yang baik.
"Rumah yang didesain dengan baik, dapat mempengaruhi hidup seseorang menjadi lebih positif dan berkualitas. Begitu juga dalam konteks sebaliknya. Kalau ruang-ruang hidup sehari-hari sumpek, sikap hidup juga dapat terpengaruh menjadi sumpek," ujar Yu Sing.
Hal kedua yang harus dipenuhi adalah perencanaan struktur. Agak berbeda dengan desain rumah beranggaran dana longgar, desain rumah murah justru dimulai dengan desain sistem strukturnya terlebih dahulu, bukan dimulai dari desain arsitekturnya.
"Sistem struktur yang efisien sangat menentukan anggaran konstruksi rumah, karena biasanya biaya struktur rumah sekitar 40-50 persen dari biaya keselururuhan," ungkap Yu Sing.
Salah contohnya adalah merencanakan struktur atap. Untuk bagian ini, penggunaan atap fiber semen (tanpa kandungan asbestos) misalnya akan jauh lebih murah bila dibandingkan dengan atap genteng, karena tidak diperlukan kaso dan reng.
Selain itu, kalau lebar rumah tidak lebih dari 400 cm, maka tidak diperlukan struktur kuda-kuda.  Jarak antara lantai satu dengan dua sebenarnya cukup 250 cm jika memiliki bukaan dan ventilasi cukup untuk ukuran ruangnya. Hal ini bisa menghemat biaya dinding, struktur kolom, dan tangga.
Struktur lantai dua juga dapat menggunakan struktur rangka multipleks yang dapat dilapisi cor semen tipis dengan pelapis keramik. Struktur lantai ini akan lebih ringan dibandingkan lantai beton sehingga kolom dan balok penyangganya bisa jauh lebih kecil.
Poin terakhir yang tak kalah penting dalam menekan biaya pembangunan rumah adalah penggunaan material atau bahan bangunan dengan harga relatif murah. Cukup banyak material mendasar atau murah yang dapat dieksplorasi pemakaiannya atau cara pemasangannya untuk membentuk sensasi ruang yang menarik.

Misalnya bata merah saja dapat memiliki banyak sekali kemungkinan cara penyusunannya. Dapat dipasang seperti biasa, atau diberi jarak antara bata merahnya sehingga dindingnya berlubang-lubang, atau bata dipasang dengan variasi susunan satu bata dan setengah bata, dan lain-lain.

Contoh lain material murah adalah bambu. Biasanya bambu dipandang sebagai bahan sekunder, tapi saat ini sedang menjadi material yang digemari karena kekuatan seratnya yang dapat menggantikan baja tulangan. Dengan sistem pengawetan yang baik, bambu dapat menjadi material primer rumah yang mampu bertahan puluhan rumah. Selain itu, juga bisa memanfaatkan material bekas atau daur ulang seperti kusen atau daun pintu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS