Daftar Blog Saya

  • - Linoleum : Solusi Baru Penutup Lantai Lantai keramik, terialu umum digunakan. Lantai karpet, susah perawatannya. Parket, mahal. Belum lagi desainnya begi...
    11 tahun yang lalu

Laman

Powered By Blogger

Mengenai Saya

Foto saya
MAJU TERUS PANTANG MUNDUR

Pengikut

Cari Blog Ini

RSS
Powered By Blogger

Buruk, Dampak Tayangan Horor bagi Anak

Ayo buruan ikuti HOSTING MURAH INDONESIA INDOSITEHOST.COM, dan dapat hadiah- hadiah menarik lainnya.....

Nah, salah satu contoh ini dia, hosting murah indonesia indositehost.com sebagai sarana untuk mempromosikan segala jenis produk, hasil karyamu di dunia maya, iyo wis pokoknya di dunia internetan...lah. anda sangat ngerti kalimat itu. juga bisa klik>>> di sini hosting murah indonesia,

mengenai harga berlangganan hosting murah, langsung aja anda bisa melihat di sini hosting murah indonesia.


TENGOKLAH tayangan yang melintas bebas di layar televisi. Tayangan "sampah" sekali pun bisa dinikmati anak-anak dengan mudah. Salah satu tayangan yang berisiko tinggi bagi perkembangan mental anak adalah film horor. Nyatanya, film horor memang dibuat untuk menakut-nakuti penontonnya. Saat penonton bisa berteriak histeris menyaksikan adegan berdarah, maka film itu dianggap sukses.

Waspadalah, ketakutan yang dihasilkan film horor bisa membekas selama bertahun-tahun dalam hidup seseorang. Penelitian National Institute of Mental Health di Amerika Serikat menyatakan, tayangan film horor berdampak buruk bagi perkembangan kejiwaan anak. Rani Rajak I Noe'man selaku konselor dan psikolog anak dari Yayasan Kita dan Buah Hati membeberkan berbagai dampak film horor bagi anak berikut ini.

* Menganggap Benar -- Anak yang terbiasa menonton film horor atau mistik akan menganggap apa yang mereka lihat adalah benar, tak bisa membedakan mana yang nyata dan rekaan semata. "Mereka menginternalisasikannya ke dalam belief system sehingga setelah dewasa percaya klenik," jelas Rani pada acara kampanye "Lindungi Keluarga" di Jakarta, baru-baru ini.

* Perilaku Berubah -- Perilaku anak bisa berubah. Contohnya, kecemasan, ketakutan berkepanjangan, dan mimpi buruk. Isi film horor sebagian besar adegan kekerasan dan kejahatan berdarah. Anak terobsesi menirunya yang cenderung membahayakan dirinya dan orang lain.

* Jangka Panjang -- Dampak psikologisnya bisa berjangka panjang. Dampak ini mempengaruhi rasa percaya diri anak. Menurut Steve Wollin dalam buku "Resileince Self", manusia lahir tanpa jati diri dan jati diri dibentuk dari pantulan ekspresi-ekspresi wajah yang dilihatnya. "Jika anak-anak selalu melihat ekspresi wajah marah atau menakutkan, maka mereka merasa diri tidak layak dicintai," jelas Rani.

* Prestasi Akademik -- Dampak pada prestasi akademiknya, anak jadi kurang tidur dan rasa cemas berkepanjangan. Akibat yang ditimbulkan adalah menurunnya konsentrasi dan kemampuan mengendalikan diri hingga mereka tidak dapat belajar optimal.

Upaya Mencegah

Banyak langkah pintar yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah anak terkena dampak tayangan negatif seperti itu, misalnya sbb.:

1. Pahami status tontonan, misalnya status tayangan BO (Bimbingan Orangtua) untuk anak usia di atas 13 tahun sementara status DW untuk usia di atas 21 tahun.

2. Pilihkan tayangan sesuai usia anak.

3. Dampingi anak saat menonton, ingatkan atau bekali anak dengan pengetahuan tentang dampak buruk tontonan horor dan kekerasan.

4. Diskusikan dengan anak-anak tentang tayangan yang membuat mereka tidak nyaman atau menakutkan. Orangtua atau seorang ibu misalnya, bisa mengatakan pada anak, "Kalau ada tontonan yang buat kamu takut atau tidak bisa tidur, kamu bisa ceritakan pada ibu."

5. Ajak anak melakukan kegiatan yang bersifat fisik untuk menghindarkannya duduk pasif di depan layar televisi.

Lantas, bagaimana kalau anak telanjur melihat tontonan tersebut? Intinya komunikasi. Kemudian, orangtua jangan menampakkan ekspresi takut di depan anak saat mereka menakuti-nakuti. Ya, pura-pura beranilah.

Ditambahkan, anak harus dibiasakan berpikir realistis dan logis agar level ketakutannya pada hal-hal mistis menurun. Misalnya seorang ibu mengatakan, "Setan itu memang ada, tapi tidak bisa kita lihat. Ibu juga tidak bisa lihat. Dan setan memang bertugas menggoda manusia untuk berbuat tidak baik."

Turunkan pula level ketakutan anak dengan menjadikan diri orangtua sebagai cermin pengalamannya. Misalnya dengan mengatakan, "Sampai saat ini saja ibu tidak pernah lihat hantu."



Kontes SEO indositehost.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar